Senin, 17 November 2008

PERKEMBANGAN KOTA BEKASI

Pendahuluan
Membicarakan Bekasi dalam konteks kekinian, ingatan publik tentu masih terbayang dengan momentum pilkada dan terpilihnya Kepala Daerah yang baru. Memori publik juga masih lekat dengan harapan-harapan dan realisasi atas janji-janji yang telah disampaikan pada saat kampanye. Setelah dikukuhkanya Kepala Daerah maka publik tinggal menanti apa langkah atas realisasi dari janji-janji, visi, misi yang akan diimplementasikan dalam meningkatkan derajat hidup dan kehidupan masyarakat, sebagai wujud komitmen dalam membangun daerah. Orientasinya tentu harus mengacu pada pembangunan nasional yang tujuannya antara lain :
a. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah dan antar sub daerah serta antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan)
b. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan
c. Menciptakan atau menambah lapangan kerja
d. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah
e. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang (berkelanjutan).


Perkembangan Kota Bekasi
Memasuki usianya yang ke 11 (tanggal 10 Maret 2008, Kota bekasi berusia 11 tahun), memang masih tergolong muda, namun dengan keberadaanya sebagai kota yang terbuka dengan wilayah sekitarnya dan berbatasan dengan langsung Ibukota, memberi peluang adanya migrasi penduduk antar wilayah. Hal ini menjadikan Kota Bekasi sebagai daerah tujuan bagi para urban. Di satu sisi, peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi dengan berbagai aktivitasnya menuntut adanya peningkatan penyediaan infrastruktur pelayanan. Namun di sisi lain, kondisi ini seharusnya dipandang sebagai potensi dan peluang. Karena, jumlah penduduk yang banyak tentu menjadi potensi ekonomi bagi pelaku pasar. Dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta jiwa, bila tidak diimbangi dengan konsep penataan dan kepemimpinan yang visioner tentu akan muncul adalah berbagai sumber persoalan. Sebab, bertambahnya penduduk berarti meningkatnya kebutuhan pelayanan sosial. Kebutuhan ini kemudian direspon dengan pembangunan. Pembangunan kemudian meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi dan memunculkan kebutuhan baru, dan seterusnya (dynamic phenomenon of urbanization). Proses ini berakibat pada semakin besar suatu kawasan perkotaan maka akan semakin besar input alam (sumber daya alam) yang diperlukan untuk menunjang pembangunan, dan hasil pembangunan fisik atau produk kegiatan menghasilkan output yang menimbulkan beban atau berdampak pada sosial dan lingkungan alam. Ketika lahan menjadi sempit maka kemiskinan ditumbuhkan dan urbanisasi menjadi marak sehingga masalah perkotaan disuburkan. Jalanan macet, pedagang kaki lima menjamur, sampah berserakan, polusi menyebar, kesehatan rakyat menurun, pemukiman kumuh meluas, pemuda menganggur, anak-anak tak berpendidikan, rasa aman tergusur, kriminalitas meningkat, kebengisan menjadi alat, keserakahan menjadi logika. Pemerintah tak mampu bertindak dan rakyat tak bisa berbuat.
Melihat dinamika perkembangan Kota Bekasi, kewaspadaan akan berbagai hal seperti tersebut di atas harus segera disadari oleh semua stakeholder, khususnya pemerintah sebagai institusi yang berwenang membuat regulasi. Di era sentralisasi salah satu parameter keberhasilan dari proses ini adalah kemampuan pemerintah daerah dalam meningkat kemampuan pelayanan serta meningkat kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk di daerahnya.


Tantangan Bagi Kemajuan Bekasi
Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan harus memiliki daya dukung yang memadai. Baik daya dukung yang berbentuk software maupun hardware. Tanpa itu semua bukan sekedar laju pembangunan yang lambat namun justru akan semakin memperlebar jarak antara cita-cita pembangunan dengan realitas yang terwujud. Sekilas hal-hal yang nampaknya masih akan menjadi tantangan bagi kemajuan Kota Bekasi ke depan antara lain adalah : kurang visionernya sistem perencanaan kota, rendahnya mutu sumber daya manusia, kurangnya tingkat partisipasi, lemahnya komunikasi antar lembaga, lemahnya pelaksanaan good governance, penegakan hukum dan terjadinya ketimpangan sosial-ekonomi.
Faktor sumber daya manusia harus mendapat perhatian lebih, karena titik sentral dari pelaksanaan pembangunan adalah manusia sehingga diharapkan menghasilkan manusia yang berkualitas. Model pembangunan manusia yang dapat mewujudkan manusia berkualitas adalah manusia yang memiliki tiga ciri, pertama : sehat dan berumur panjang. Kedua : cerdas, kreatif, terampil, terdidik dan bertaqwa kepala Allah Tuhan YME. Ketiga : mandiri dan memiliki akses untuk hidup layak. Konsesus untuk mengukur ketiga ciri tersebut digunakan suatu indek komposit berdasarkan tiga parameter yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Di samping itu, hal yang terkait dengan infrastruktur yang semestinya menjadi sarana bagi kelancaran aktivitas dan mobilitas warga masyarakat justru menjadi faktor yang membuat warga kota menderita dan pemborosan waktu. Misalnya : kesemrawutan kota yang disebabkan oleh kelemahan manajemen pembangunan kota (jalanan menjadi pasar), hal ini dapat terjadi karena pemerintah selaku regulator tidak mengarahkan pemilik modal dalam ekspansi kapital. Tengoklah sejumlah mall yang telah memicu kemacetan lalu lintas di berbagai ruas jalan utama serta mematikan sejumlah pedagang kecil, munculnya pompa bensin tanpa mengindahkan dampak gangguan arus lalu lintas serta prinsip kecukupan pelayanan publik, meningkatnya pencemaran udara dan kebisingan kota akibat beroperasinya sejumlah kendaraan pribadi baru tanpa kendali, rusaknya lahan pertanian akibat berdirinya sejumlah pabrik/perumahan yang tidak dilengkapi ipal yang memadai, dan seterusnya. Semuanya adalah bagian dari energi negatif kapital yang membelokkan pembangunan kota kita ke arah yang semakin tidak liveable (M Miharja, Dalam Pikiran Rakyat, Jan 2008)




Pandangan untuk Perkembangan Bekasi,
Dari paparan di atas, maka salah satu isu yang harus di revitalisasi dalam pembangunan Kota Bekasi adalah Tingkat pelayanan publik yang harus lebih dioptimalkan, yaitu mencakup pelayanan bidang transportasi, kesehatan, pendidikan, kebersihan, lingkungan, air bersih, air kotor, sampah, banjir, tata ruang dan sebagainya. Arah pembangunan yang ideal paling tidak berorientasi pada : menuju pembangunan kota yang layak huni (livable), menuju Kota yang berkelanjutan (sustainable), mendorong kota yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakatnya (Valuable).
Pembangunan Kota Bekasi kedepan selayaknya dilandasi dalam kerangka menciptakan pengelolaan kota yang baik (good urban management) dan sistem pemerintahan yang baik (good governance), menciptakan proses perencanaan pembangunan bertumpu pada masyarakat sebagai subjek pembangunan dan mencari titik temu antara tujuan pembangunan yang diprogramkan pemerintah (top down planning) dengan kebutuhan pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat (bottom up planning) yang menitikberatkan pada adanya unsur partisipatif, dialogis dan pemecahan masalah (problemsolving). Jika dikaitkan dengan sistem pemilihan kepala daerah yang di pilih langsung oleh rakyat, maka selayaknya kepala daerah terpilih lebih mengakomodir apa yang menjadi aspirasi rakyat bagi kemajuan daerahnya. Apa yang menjadi kehendak dan aspirasi rakyat harus dapat diformulasikan dalam rencana pembangunan yang terarah, integral, antisipatif dan kompetitif.
Sekarang, kita tinggal menunggu apa yang akan dilakukan untuk rakyat dalam pembangunan ini.

KAPAN KITA BISA BILANG : SAYA SUKSES!!

Senin, 30 Juli 2007, kebetulan seorang kawan yang saya baru kenal memberikan testy nya di friendster saya. Salah satu kalimat yang membuat saya sedikit besar kepala tapi ada takutnya adalah dia ingin sukses seperti saya. Sukses apa sebenarnya yang dia maksud? padahal saya sampai sekarang masih sedikit bingung apa sebenarnya orang bisa menentukan bahwa seseorang itu sukses. Jika dia mengatakan saya sukses, maka merupakan suatu introspeksi bagi saya, apakah benar saya telah sukses?

Dalam ilmu teknik industri, ada satu idiom yang sangat menarik dan terntu saja, banyak para pelopor TI banyak dipengaruhi inovasi dari orang jepang yang dalam kesuksesannya mereka ingin meraih kesuksesan dalam dunia industri. Idiom tersebut adalah continues improvement (perbaikan terus menerus). Mungkin inilah saya akan mencoba mengkategorikan suatu tingkat kesuksesan seseorang.

Kembali ke kawan saya yang baru saya kenal, kawan saya ini adalah seorang yang memiliki jiwa besar dan pantas baginya suatu saat akan menjadi orang yang besar. Orang yang saya kenal sangat "ngajeni" namun tetap berkoridor profesionalisme dalam tugasnya. Dia mengatakan bahwa saya sukses, namun dengan tidak membantah akan testimoninya, saya kemudian mulai berpikir sendiri. Apakah benar saya sudah sukses? Apakah suatu kesuksesan seseorang itu bisa dilihat oleh orang lain atau hanya diri sendiri yang mengetahuinya? Sebenarnya hal yang paling mendalam dalam pertanyaan di kepala saya adalah, apakah sukses itu sendiri?

Mari kita lihat, bahwa tidaklah jarang bahwa setiap orang melihat kesuksesan seseorang dari sisi yang mungkin menurut saya salah. Mari sedikit kita lihat beberapa hal di bawah yang sering kita mendengar tentang kesuksesan seseorang;

1. Wah, dia sukses sekarang, tabungannya saja sudah ber eM eM ...
2. Orang itu sukses sekali, meniti karirnya dari bawah, dan kini sekarang dia sudah menjadi seorang direktur ...
3. Gila, teman kita yang dulunya pendiam dan pemalu, kini sudah sukses benar, perusahaannya saja ada lima ...
4. Apa kamu pernah dengar kalau si dia itu kini sudah sukses, dia bisa membeli mobil, rumah, dan punya perusahaan...
6. Saya sudah sangka, orang itu pasti sukses, sekolahnya saja sampai S3, dan kini dia sebagai direktur ...
7. ... ...

Entah benar atau tidak asumsi saya di atas, namun itulah yang saya tangkap selama ini orang mengira orang lain sukses. Dari hal diatas, setiap orang menilai kesuksesan orang adalah dalam hal materi dan pangkat seseorang tanpa melihat sisi dalam seseorang. Apa yang dimaksud tentang sisi dalam di sini?

Sebelum membahas, teringat pada saat saya menghadiri seminar dari Bp. James T Riady (Ketua Yayasan Pelita Harapan). Beliau mengatakan bahwa, setiap orang memiliki SKILL dan setiap orang memiliki BEBAN. Dengan adanya SKILL namun dia tidak memiliki beban, maka SKILL nya akan menjadi sia sia. Secara kebalikannya apabila orang tersebut memiliki beban, namun dia tidak memiliki SKILL, maka tidaklah heran apabila banyak orang stress karenanya. Jadi, mereka yang memiliki SKILL dan mampu menggunakan SKILL nya dalam menghadapi BEBAN yang diberikan padanya itulah orang yang akan berhasil / sukses. Pernyataan ini sangatlah menarik. Dua kata yang menjadi suatu keberhasilan seseorang adalah; SKILL dan BEBAN. Namun kemudian beliau menambahkan, bahwa jika orang yang mampu mengatasi beban dengan menggunakan skillnya ini, apa yang diraih adalah : SENANG dan KAYA. Namun satu hal beliau tambahkan, bahwa hal tersebut akan menjadi sia-sia apabila itu tidak kita lakukan dengan tujuan hanya untuk beribadah secara vertikal.

Hmmm...komplit sekali, SKILL - BEBAN - TUHAN adalah 3 kata yang menjadi kategori kesuksesan seseorang menurut James T Riady. Namun yang masih saya bingung apa sih sebenarnya TITIK REFERENSI seseorang dimana dia bisa di katakan SUKSES. Seorang pelari marathon dikatakan sebagai Juara apabila dia telah mencapai titik finish dan menempati di urutan pertama. Seorang pelajar dikatakan berhasil/sukses dalam pelajarannya setelah melewati ujian yang diberikan padanya. Dua contoh tersebut sangatlah JELAS dimana titik referensi yang harus di capainya. Sekali melewati titik tersebut, maka mereka sukses.

Nah, pada saat orang sudah melewati masa studinya, mereka kembali ke masyarakat biasa, bekerja ataupun memiliki usaha, kini apa yang menjadi TITIK REFERENSI mereka bahwa mereka SUKSES? Gaji yang besar, Jabatan yang tinggi, revenue yang besar, atau mungkin jumlah karywan yang banyak?

Nah satu lagi lagi ang saya tanyakan ke kawan saya, apa sih VISI anda? dia sebutkan bahwa dia kana membangun perusahaan yang mendunia. Wow ... possible kah? Kemudian apa VISI DIRI? Dia akan menjadi pengikut TUhannya yang taat. PERFECT! Bagi saya untuk mencapai kedua visi tersebut adalah bukan suatu hal yang mustahil bagi dirinya dan bagi kita juga. Dengan VISI yang dia tentukan sendiri, tentunya ini akan menjadi pemacu dirinya untuk bisa meraihnya. Apakah itu akan tercapai? Dalam masa mahasiswas, seorang dosen pernah mengatakan ke saya, "Jika Perlu, kamu bisa membuat VISI yang tidak mungkin tercapai?". Dulu saya akan mengangguk pasti, namun kini saya menyadari kalau kalimat tersebut bagi saya adalah kalimat bagi mereka yang menggunakan VISI hanya sebagai hiasan saja.

SUKSES dan VISI ini adalah suatu hal yang sangat terkait. VISI dibentuk adalah sebagai cita cita kita di masa depan yang HARUS kita capai. Di dalam meraihnya tentu akan masuk masalah SKILL dan BEBAN dimana kita harus memanajemeninya secara baik dan tepat. VISI akan menjadi path bagi setiap orang untuk menjalani hidup serta melakukan strategi dalam kehidupannya. Jadi bagi saya, secara mudah saya akan mengatakan;

KAPANKAH SESEORANG DIKATAKAN SUKSES?

Seseorang akan dikatakan SUKSES apabila mereka memiliki 4 Tahapan
1. Orang tersebut mempunyai VISI nya
2. Orang tersebut memiliki strategi dalam mencapai VISI nya
3. Orang tersebut bisa mencapai VISI nya, dan
4. Orang tersebut akan menciptakan VISI baru setelah VISI sebelumnya sudah di raihnya

Apa VISI tiap orang? mudah bagi kita melihat VISI perusahaan, namun VISI seseorang ada di benak setiap manusia, yang mungkin akan saya katakan sebagai VISI PRIBADI. Nah, apabila SUKSES tersebut saya buata dalam 4 tahapan. Lalu, bagaimana seseorang bisa menilai kesuksesan seseorang apabila VISI PRIBADI orang tersebut tidaklah dia tahu?

Bagaimana kita tahu bahwa kita SUKSES apabila kita sendiri tidak memiliki VISI untuk kita CAPAI? jangan kita merasa besar kepala dan langsung bangga pada saat orang mengatakan bahwa kita SUKSES. Karena pujian seseorang tentang SUKSESnya kita, tak lain adalah suatu petaka bagi anda apabila anda terlena darinya. Be Smart lah kita dalam menyikapi suatu pujian, Be Visioner lah kita untuk melihat masa depan dan tantangannya, BE STRATEGIC lah dalam menjalani kehidupan kita, BE PATIENT lah akan hasil yang kita inginkan, DAN yang terakhir BE A PERSON WITH ENDLESS VISION, selalu improve VISI kita yang sudah kita capai, perbarui, perbaiki, targetkan lagi secara CONTINUES IMPROVEMENT. Maka anda akan merasa bahwa anda akan mengalami SUKSES bukan hanya satu kali dalam hidup anda, mungkin berkali kali, mungkin berjuta kali dan hal itu hanya ANDA SENDIRI YANG TAHU.